Kamis, 25 November 2010

Agroindustri Pengolahan Abon Daging Keluwih

Buah keluwih
Abon adalah sejenis makanan kering berbentuk serpihan, dibuat dari daging yang diberi bumbu kemudian digoreng. Pembuatan abon keluwih sangat membutuhkan keterampilan tangan, terutama dalam hal meremah keluwih yang berbentuk seperti nangka sampai halus menjadi abon. Secara keseluruhan pembuatannya cukup sederhana sehingga memungkinkan setiap orang dapat melakukannya.

Bahan :
  • Daging sapi atau kerbau 1 kg
  • Keluwih muda 4 butir
  • Kelapa 2-3 butir
  • Minyak goreng 5 ons (2 gelas)
  • Bawang merah 1 ½ ons
  • Bawang putih ½ ons
  • Asam jawa secukupnya
  • Lengkuas secukupnya
  • Serai secukupnya
  • Ketumbar 2 sendok makan
  • Gula merah 3 ½ ons
  • Bawang goreng secukupnya
  • Garam 2 ons
  • Kemiri (bila perlu) 1 ons
  • Daun pepaya atau parutan nenas secukupnya
Alat :
  • Penggorengan
  • Sendok dan garpu
  • Kain saring atau ayakan seng
  • Pisau
  • Panci
  • Kompor
  • Parutan Kelapa
  • Alas perajang (talenan)
  • Alat penghancur bumbu (cobek dan ulekan)
  • Baskom plastik

Gambar daging bagian punuk sapi

Cara Pengolahan :
  1. Pilih daging yang lunak dan tidak banyak mengandung lemak serta serat. Daging bagian punuk, dan paha sangat cocok sebagai bahan pembuatan abon;
  2. Cuci bersih dan bungkus dengan daun pepaya sampai seluruh permukaan daging tertutup. Diamkan selama kurang lebih 1 jam sampai daging menjadi lebih lunak. Setelah itu bungkus dibuka. Dapat juga dilakukan dengan jalan melumuri dengan parutan nenas, dan diamkan selama sekitar 1 jam, kemudian cuci;
  3. Kupas keluwih, cuci bersih, potong kecil-kecil, lalu buang bijinya;
  4. Rebus daging, keluwih, salam, lengkuas, dan serai sampai lunak;
  5. Angkat daging dan keluwih, tiriskan kemudian remah-remah sampai membentuk hancuran yang berserat-serat;
  6. Parut kelapa, ambil santan kentalnya sebanyak 1 liter. (4 gelas);
  7. Haluskan garam, asam, gula merah, ketumbar, bawang merah, bawang putih kemudian tumis;
  8. Rebus remahan daging, keluwih, santan, dan bumbu bersama-sama sampai santannya habis menguap, kemudian tiriskan;
  9. Goreng dengan minyak panas sambil terus diaduk sampai daging berwarna coklat, kemudian tiriskan;
  10. Peras minyak yang berlebihan dengan kain saring;
  11. Pisahkan abon daging campur keluwih yang telah terbentuk dengan garpu. Setelah itu tambahkan bawang goreng secukupnya, dan aduk sampai rata;
  12. Kemas dalam kantong plastik, gelas, atau kaleng.

Diagram alir proses pengolahan abon daging keluwih


Keuntungan :
  1. Abon yang dikemas plastik dan disimpan dalam ruangan yang terlindung dari sinar matahari akan tahan beberapa bulan tanpa mengalami kerusakan yang berarti.
  2. Abon campur keluwih memiliki rasa enak walaupun pada proses pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet.
  3. Abon campur keluwih dapat meningkatkan nilai ekonomi keluwih walaupun menurunkan harga jual abon.

Kerugian :
  1. Penambahan keluwih dapat menurunkan nilai gizi abon.
  2. Penggunaan daging yang liat, banyak lemak, dan berserat akan menghasilkan abon yang tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.

Daftar Pustaka :
  • Astawan, Md. Abon daging campur keluwih. Selera, VIII (12), Desember 1989: 14 – 15
  • Abon. Standar Industri Indonesia (SII) No. 0368-80, 0368-85.

Rabu, 24 November 2010

Agroindustri Pengolahan Bakso

Bakso
Bakso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang telah mengalami proses ekstrusi dan pemasakan. Cara pembuatan baso tidak sulit. Daging digiling halus dengan screw extruder, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di dalam alat pencampur khusus sehingga bahan tercampur menjadi bahan pasta yang sangat rata dan halus. Setelah itu pasta dicetak berbentuk bulat dan direbus sampai matang. Bakso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan kimia apapun.

Bahan:
  1. Daging: Segala jenis daging dapat dijadikan bakso. Daging harus segar, semakin segar semakin baik. Daging segar yang baru keluar dari rumah potong paling baik digunakan. Daging yang akan dijadikan bakso lebih baik dibekukan secara cepat sebelum digiling. Daging beku akan memberikan rasa dan aroma bakso yang lebih gurih.
  2. Tapioka
  3. Bumbu-bumbu: Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha bakso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.
  4. Telur: Telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya lebih enak. Walaupun demikian, telur tidak selalu digunakan dalam pembuatan bakso. Telur ayam, itik dan puyuh dapat digunakan.
  5. Sodium tripoli fosfat: Bahan kimia ini berfungsi sebagai pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata (homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan tekstur bakso yang lebih baik.

Alat:
  1. Penggiling dan Pencampur: Alat ini terdiri dari bagian penggiling bakso berupa extruder dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut berutar dengan kecepatan tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras akan dihancurkan.
  2. Ketel Perebus: Alat ini digunakan untuk merebus bakso mentah menjadi matang. Pengusaha bakso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus.
Tabel Komposisi Bahan Penyusun Bakso 

 

Cara Pengolahan:
  1. Pembekuan Daging dan Penggiling Daging: Daging dibekukan secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur daging. Proses ini tidak harus dilakukan. Daging segar bisa langsung digiling tanpa pembekuan terlebih dahulu.Penyusunan Bahan Bakso: Komposisi bahan penyusun bakso tergantung kepada rasa bakso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa baksonya.
  2. Pembuatan Adonan Baso: Bubur daging diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata dan halus ditambah bumbu, sodium tripolifosfat, dan tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan kecepatan tinggi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran atau bongkaran es. Pengadukan dianggap selesai jika terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.
  3. Pembuatan Bulatan Baso Mentah dan Perebusan: Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat bultan dengan meremas-remas adonan, kemudidan dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari. Setelah itu dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, bakso akan mengapung. Bakso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut bakso daging.
  4. Penyimpanan: Bakso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat tahan lama, bakso harus disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat. Suhu freezer hendaknya di bawah –18 ° C.
  5. Pembuatan Kuah Baso: Kuah bakso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk memakan baso. Kebanyakan kuah bakso berupa kaldu yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging. Kuah bakso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter kuah).
Agar kuah bakso terasa enak, daging digunakan untuk membuat bakso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah bakso yang dihasilkan. Kuah bakso seperti itu tidak perlu ditambah MSG.
  1. Bahan: 
    • Air (4 liter)
    • Daging cincang kasar (300 gram)
    • Tulang cincang kasar (250 gram)
    • Bawang putih digiling halus (150 gram)
    • Bawang merah digiling halus (150 gram)
    • Merica halus (25 gram)
    • Seledri segar (5 tangkai)
    • Pala cacahan kasar (10 gram)
    • Kapulaga/gardamungu (4 buah)
    • Garam (secukupnya)
  2. Cara Pengolahan:
    • Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.
    • Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus di tumis dengan sedikit minyak sampai harum.
    • Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam rebusan daging dan tulang yang mendidih. Sepuluh menit kemudian ditambahkan irisan seledri, dan kuah bakso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian di angkat. Hasil yang diperoleh adalah kuah bakso yang enak dan gurih tanpa bahan kimia tambahan.

Selasa, 23 November 2010

Menyulap Ikan Afkir Jadi SURIMI

Surimi
Tiga jala yang ditarik ke atas kapal penangkap itu memuntahkan 800 kg ikan. Beberapa anak buah kapal cekatan menyortir hasil tangkapan itu. Hasilnya, 50 kg lobster dan 150 kg tuna. Sisanya, 600 kg, dibuang kembali ke laut.
Surimi

Ikan-ikan jenis blambangan, kurisi, nangka, dan kuro hasil tangkapan di Laut Arafura, Papua itu dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis tinggi. ‘Paling-paling dijadikan bahan baku campuran kerupuk dan ikan asin,’ kata Prof Dr Ir Ari Purbayanto MSc dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB. Itu pun dengan harga jual rendah berkisar Rp500 - Rp1.000/kg.

Menurut hitungan Ari, potensi hasil tangkapan yang dianggap tidak mempunyai nilai ekonomi itu cukup tinggi, mencapai 332.186 ton per tahun. Tangkapan itu berpotensi menjadi sumber daging lumat atau surimi yang merupakan bahan baku beragam produk seperti bakso ikan, otak-otak, nugget ikan, atau pempek. ‘Separuh saja tangkapan sampingan itu diolah menjadi daging lumat, maka produksi surimi bisa mencapai 83.046 ton per tahun senilai Rp1,66-triliun,’ tutur guru besar Teknologi Penangkapan Ikan itu. Harga surimi saat ini mencapai Rp20.000/kg.

Dengan harga tinggi seperti itu nelayan atau penangkap ikan bakal memperoleh pendapatan lebih besar. ‘Selain bernilai ekonomi, surimi menjadi sumber protein hewani dari laut yang potensial,’ kata Prof Dr Ir Idiannor Mahyudin MS dari Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan.

Daging lumat

Sortiran ikan hasil tangkapan 
dapat dibuat SURIMI. (Ikan-ikan 
jenis blambangan, kurisi, 
nangka, dan kuro)
Menurut Dr Ir Junianto MP, ahli teknologi hasil perikanan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Bandung, surimi atau minced fish adalah daging ikan lumat beku yang telah melewati proses leaching (pelumeran), pengepresan, pemakaian bahan tambahan, dan pembekuan. Surimi dibuat dengan memanfaatkan sifat protein, antara lain mengemulsi, sehingga mempunyai tekstur unik. Kelebihan lain surimi adalah tidak berbau dan berasa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substitusi pada penganan berbahan baku daging lobster dan kepiting. Mafhum tekstur dan warnanya sama.

Mesin pelumat daging

Sejatinya semua jenis ikan laut dapat dijadikan surimi. Namun, idealnya ikan bahan surimi itu berdaging putih, tak berbau lumpur, serta mempunyai kemampuan membentuk gel tinggi agar tekstur surimi elastis. ‘Ikan juga harus segar,’ ungkap Junianto. Ikan berdaging merah berbau khas dan kemampuan membentuk gelnya lebih rendah. Kalaupun dibuat surimi, rentan tengik karena kadar lemaknya lebih tinggi dibanding ikan berdaging putih.

Cara membuat surimi mudah. Tengok saja yang dilakukan Azwar Karim, pengusaha surimi di Tanahrencong, Nanggroe Aceh Darussalam. Pertama, ikan dipisahkan dari kepala dan isi perut sebelum dilumat. Kepala dan isi perut wajib dibuang lantaran mengandung lemak dan protease yang dapat menurunkan kemampuan membentuk gel dan menggelapkan warna surimi.

Otomatis

Mesin pelumat daging
Selanjutnya pisahkan daging dari kulit dan tulang menjadi daging lumat. Caranya, bisa dikerok atau menggunakan mesin. ‘Jika dikerok bisa menghabiskan waktu 8 jam untuk memproduksi 10 kg bahan,’ tutur Azwar. Bandingkan bila memakai mesin yang mampu mengolah 80 kg bahan/jam. Azwar cukup menekan saklar daya di bagian belakang mesin dan membiarkan selama 5 menit hingga mesin siap. Lalu potongan ikan yang telah dibersihkan dari kepala dan isi dimasukkan ke dalam corong mesin berdaya 0,5 hp (tenaga kuda) dengan putaran 1.420 rpm (putaran per menit).

Ikan yang sudah dimampatkan itu masuk ke silinder berpori berdiameter 240 mm. Lumatan daging akan melewati screw (pengulir) yang ada di bagian dalam silinder, lalu keluar lewat lubang kotak sepanjang 20 cm yang terletak di samping mesin. Sebuah wadah disiapkan untuk menampung lumatan daging ikan yang berjatuhan. Diameter lubang pori bervariasi: 3, 4, 5, dan 6 mm. ‘Diameter pori kecil bagus untuk ikan berduri dan bersisik kecil seperti bandeng,’ ungkap Ir Beni Pramono MSi direktur PT Samudera Teknik Mandiri, produsen mesin. Dengan cara itu sisik dan kulit terpisah sempurna.

Sisik dan kulit akan ikut putaran belt conveyor dan terbuang keluar. ‘Mesin ini bisa memisahkan daging dari tulang dan sisik secara otomotis,’ ungkap Azwar. Daging kakap merah yang terkenal keras pun takluk oleh mesin yang menyedot daya listrik 500 watt tersebut.

Untuk memperoleh 32 kg daging lumat kualitas I dan 42 kg kualitas II, Azwar cukup menggiling 80 kg ikan kuro dan nangka. Limbah surimi seperti kepala, jeroan, sisik, dan tulang dapat bermanfaat sebagai pupuk organik atau hayati setelah difermentasi terlebih dulu. (Faiz Yajri)

Sumber : Trubus

Artikel Terkait :

Senin, 22 November 2010

Cara Mengetahui Kesegaran Ikan Fillet dalam Kemasan

Kuning = Segar
Hijau = Busuk

Untuk mengetahui kesegaran ikan fillet dalam kemasan, Anda tak perlu lagi melihat tanggal kedaluwarsa. Cukup melihat warna pada kemasan, kesegaran fillet dapat ditentukan.

Kemudahan itu diperoleh setelah Yogi Waldingga Hasnedi SPi, alumnus Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, meriset penggunaan detektor untuk mengetahui kesegaran ikan fillet. Sensor pada kemasan itu bekerja dengan jalan mencandera perubahan secara kimiawi atau biologi pada ikan dalam kemasan. ‘Apakah ikan sudah dalam kondisi rusak atau masih layak konsumsi dapat dengan cepat diketahui,’ kata Yogi.

Sensor itu berupa label yang dilekatkan pada kemasan. ‘Cara kerjanya mirip kertas lakmus,’ lanjut Yogi. Sensor yang tadinya berwarna kuning berubah warna menjadi hijau kebiruan jika ikan membusuk. Itu lantaran sensor yang bersifat asam, menangkap gas amonia dari ikan busuk yang bersifat basa sehingga berubah warna.

Kitosan

Yogi membuat label dengan mencampur tiga bahan: kitosan, polivinil alkohol (PVA), dan bromthymol blue. Kitosan dan polivinil alkohol merupakan bahan dasar untuk menangkap warna, sedangkanbromthymol blue berperan sebagai indikator yang memperlihatkan proses perubahan warna. Kitosan dipilih Yogi karena lebih ramah lingkungan dan dibuat dari limbah udang yang selama ini tersia-siakan. ‘Label tersebut akan lumer dan hancur jika terkena air,’ ungkap kelahiran Jakarta 31 Juli 1986 itu.

Keunggulan lain kitosan dibanding selulosa yang digunakan pada produk lain adalah ada dua gugus fungsi yang masing-masing berperan sebagai pengikat warna dan penangkap gas amonia NH3. Kedua gugus itu demikian peka sehingga dapat mendeteksi gas amonia yang keluar dari ikan air tawar sekalipun. Produk detektor berbahan selulosa banyak dimanfaatkan pada ikan air laut. ‘Ikan air laut lebih rentan busuk dibanding ikan air tawar,’ ungkap Yogi. Tak heran kadar amonia pada ikan laut biasanya lebih tinggi dibanding ikan air tawar.

Yogi mempraktekkan keampuhan sensor dari kitosan dan PVA untuk mendeteksi kesegaran fillet ikan nila pada suhu ruang (30oC) selama 15 jam pengamatan.Ketika fillet nila segar dikemas, detektor dalam keadaan asam dan menunjukkan warna kuning. Warna tidak berubah hingga jam ke-3. Menginjak jam ke-4 hingga jam ke- 6 sensor mulai berubah warna, menjadi kuning tua. Perubahan warna menjadi hijau muda ketika memasuki jam ke-7 hingga jam ke-9.

Selepas jam ke-10 hingga jam ke-15 sensor berwarna hijau kebiruan, ‘Musababnya fillet ikan nila mengeluarkan gas-gas volatile amin hingga menyebabkan sensor berubah dari kondisi asam (kuning) menjadi basa (hijau kebiruan),’ ungkap peneliti terbaik bidang teknik pada Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2009 itu.

TVBN

Untuk menguji akurasi sensor hasil penelitiannya, Yogi pun menggunakan nilai total basic nitrogen(TVBN) dan derajat keasaman (pH) sebagai pembanding. TVBN mengukur peningkatan nilai kebusukan ikan dan jumlah mikroba yang berkembang. Hasil pengukuran TVBN dari jam ke-0 hingga ke-15 menunjukkan adanya peningkatan nilai kebusukan dan jumlah mikroba. Tak hanya itu nilai pH pada proses kebusukan ikan nila berubah dari netral ke asam.

Menurut Bambang Riyanto SPi MSi, dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan IPB, TVBN digunakan untuk mengukur kadar nitrogen yang keluar dari ikan sebagai akibat sumber protein ikan berupa asam amino yang membusuk. Jika melewati ambang tertentu, ikan tak layak dikonsumsi.

‘Nilai ambang batas kebusukan ikan 29,9 mg nitrogen per 100 g ikan pada hari ke-8,’ tutur Bambang. Nilai pH yang menurun pun bisa dijadikan indikator. Mafhum ketika ikan mati, kadar asam laktat dalam daging meningkat dan bakteri pembusuk berkembang biak dengan cepat. Ini menyebabkan kadar pH menurun dari netral, 7,0. Jadi, untuk mengetahui kondisi ikan, cukup lihat sensor: kuning=segar, hijau=busuk. (Faiz Yajri)

Sumber : Trubus

Artikel Terkait :

Minggu, 21 November 2010

ULTRAGENJAH DAN BIJI JUMBO: dua varietas baru kedelai super

Gema tak kalah SUPER dibanding pelari cepat berkebangsaan Jamaika, Usain Bolt. Bolt yang dijuluki si kilat memegang rekor lari cepat dunia 100 meter putera dengan catatan waktu 9,58 detik. Gema, dipanen pada umur 72 hari atau lebih cepat 10 hari dibanding kedelai lainnya. 

Gema, kedelai genjah dari Malang berkode Shr/W-C-60

Kelahirannya dibidani Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang. Menurut Dr Ir Mochammad Muchlis Adie MS, pemulia, gema termasuk ultragenjah merujuk pada varietas kedelai yang mampu dipanen kurang dari 80 hari. ‘Disebut genjah jika umur panen 80 - 90 hari, lebih dari 90 hari, kedelai dalam,’ ungkap Muchlis.

Dalam sejarah perkedelaian Indonesia sejak 1918, hanya 5 varietas yang memiliki umur panen ultragenjah, sebagian besar memiliki umur panen di atas 85 hari. Menurut Muchlis kedelai berumur ultragenjah merupakan salah satu solusi mencapai swasembada kedelai. Musababnya penanaman di Indonesia paling luas dilakukan pada musim kemarau kedua yakni pada Juni/Juli - September/Oktober mengikuti pola tanam padi-padi-kedelai. 

Produktivitas tinggi 

Dengan pola tanam seperti itu, budidaya kedelai rentan menghadapi ancaman kelangkaan air dan kekeringan. ‘Belum lagi pengaruh pemanasan global yang menyebabkan terjadi anomali cuaca,’ ungkap Muchlis. Hadirnya kedelai berumur ultragenjah dan berproduktivitas tinggi menjadi solusi menghadapi risiko gagal panen akibat kekeringan, daerah beririgasi terbatas, serta mencegah serangan hama.

Gema yang dirakit sejak 2000, menggunakan tetua galur kedelai introduksi asal Jepang, shirome, disilangkan dengan varietas wilis. Persilangan dilakukan secara resiprokal (kebalikan), sementara seleksi menggunakan metode silsilah. Hasilnya diperoleh sejumlah galur harapan yang selanjutnya diuji di 16 sentra kedelai pada periode 2005 - 2008. Sebagai pembanding digunakan varietas berumur genjah burangrang dan wilis.

Hasilnya, gema terbukti unggul: umur masak panen  72 - 73 hari. Tanaman dengan tinggi 55 cm itu berproduksi 2,47 ton/ha. Gema yang berpotensi produksi 3,06 ton per ha itu berbiji kuning muda berkadar protein 39,07%. Varietas pembanding yakni burangrang produksinya 2,22 ton/ha; wilis 2,30 ton.

Biji jumbo 

Tak kalah mencorong adalah mutiara-1  - singkatan mutan unggul teknologi isotop dan radiasi - dari Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Patir Batan). Menurut Ir Harry Is Mulyana, pemulia, ukuran biji mutiara-1 superbesar. Per 100 biji bobotnya mencapai 23,2 gram. Sepuluh varietas unggul nasional berbiji besar berbobot 12 - 15 g/100 biji. Bahkan dibandingkan dengan kedelai impor sekalipun mutiara-1 jauh lebih unggul: impor hanya 17 - 18 g/100 biji.

Kedelai berbiji besar sangat diminati perajin tempe dan tahu,’ ungkap Harry alumnus biologi pertanian Universitas Pakuan Bogor. Biji besar berpengaruh terhadap makin besarnya rendemen tahu dan tempe. Rendemen tahu berbahan kedelai mutiara-1 mencapai 373,3%, atau 1 kg kedelai mampu menghasilkan 3,73 kg tahu. Bandingkan dengan kedelai impor yang selama ini digandrungi pengusaha tahu dan tempe, hanya 323,3%. Menurut Dr Rifda Naufalin SP MS dosen teknologi pangan Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto semakin tinggi rendemen semakin disukai pengusaha tahu karena lebih menguntungkan. Apalagi kadar proteinnya mencapai 37,73%. Pada pembuatan tempe rendemen kedelai mutiara-1 mencapai 193,3%, lebih tinggi dibanding kedelai impor yang hanya 188,3%.

Produktivitas mutiara-1 juga moncer. Hasil uji multilokasi menunjukkan mutiara-1 mempunyai rata-rata hasil 2,43 ton/ha dengan potensi hasil mencapai 4,06 ton/ha. Kedelai yang dipanen pada umur 83 hari itu pun tahan penyakit karat daun Phakopsora pachyrhizi, hawar daun Cercospora sp., serta penggerek pucuk Melanagromyza sojae. Menurut Dr Sri Hardaningsih, ahli hama dan penyakit kedelai dari Balitkabi, serangan karat daun dapat menyebabkan penurunan hasil 40 - 90%. 

Radiasi 

Penelitian mutiara-1 dilakukan sejak 2004 dengan diawali meradiasi 2 kg benih kedelai varietas muria menggunakan sinar gamma cobalt 60 sebanyak 150 gray dan kecepatan dosis radiasi 750 gray/jam. Benih hasil radiasi ditanam hingga menghasilkan generasi m-4 alias mutan-4. Melalui seleksi yang sangat ketat diperoleh kedelai biji besar dan produktivitas tinggi yang diberi kode H 218. Sayangnya warna biji hijau. ‘Preferensi konsumen lebih senang kedelai warna kuning, jika hijau dianggap kacang hijau,’ ungkap Harry.

Oleh karena itu galur H 218 ditembak lagi dengan sinar gamma cobalt 60 dengan dosis 200 gray. Setelah diseleksi dan dimurnikan,  akhirnya diperoleh 15 galur mutan unggulan pada generasi m-8. Galur-galur itu kemudian diuji multilokasi di 16 lokasi antara lain di Malang, Pasuruan, Bojonegoro, Purbalingga, Blora, dan Cianjur. Hasilnya: muncullah kedelai unggul berbiji jumbo, warna kuning, dan produktivitas menjulang yang disemati nama mutiara-1.

Kedelai hasil radiasi aman, karena radiasi pada prinsipnya hanya mengganggu susunan DNA, tidak menambahkan sesuatu yang berbahaya,’ kata Dr Zainal Abidin Dipl.Geo, kepala Batan. Akibat guncangan pada susunan DNA, terjadilah perubahan sifat pada tanaman. ‘Tanaman yang memiliki sifat baik diambil, yang jelek ditinggalkan,’ imbuh Zainal.

Di alam sejatinya mutasi terjadi, tapi memakan waktu puluhan tahun. Namun, dengan radiasi dalam hitungan menit. Jadi, kehadiran mutiara-1 tidak perlu dikhawatirkan. Justru, ‘Bersama-sama gema, mutiara-1 akan menjawab tantangan swasembada kedelai pada 2014,’ kata Ir Ahmad Sarjana MS dari Konsorsium Kedelai Kementerian Pertanian RI. (Faiz Yajri)

Sumber : Trubus Online

Sekilas Tentang Produk Susu Sapi

Sapi perah
Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain.

Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis (immunological protection) bagi bayi mamalia.

Memerah susu
Sejarah manusia mengonsumsi susu sapi telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi, ketika manusia mulai mendomestikasi ternak penghasil susu untuk dikonsumsi hasilnya. Daerah yang memiliki peradaban tinggi seperti Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani diduga sebagai daerah asal manusia pertama kali memelihara sapi perah. Hal tersebut ditunjukkan dari berbagai bukti berupa sisa-sisa pahatan gambar sapi dan adanya kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap sapi sebagai ternak suci. Pada saat itu pula susu telah diolah menjadi berbagai produk seperti mentega dan keju. Ketersediaan susu di zaman modern ini merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan tentang susu yang telah berusia ribuan tahun dengan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan modern.

 Prof. Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada menyatakan, komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase, pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A, vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari masing-masing komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor bangsa (breed) dari sapi.

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu, kasein (protein susu), dan laktosa (karbohidrat susu).

Lemak susu

Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4% – 5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (fatty acid) melalui ikatan-ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil (carboxyl group). Salah satu contoh dari asam lemak susu adalah asam butirat (butyric acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.

Lemak susu dikeluarkan dari sel epitel ambing dalam bentuk butiran lemak (fat globule) yang diameternya bervariasi antara 0,1 – 15 mikron. Butiran lemak tersusun atas butiran trigliserida yang dikelilingi membran tipis yang dikenal dengan Fat Globule Membran (FGM) atau membran butiran lemak susu. Komponen utama dalam FGM adalah protein dan fosfolipid (phospholipid). FGM salah satunya berfungsi sebagai stabilisator butiran-butiran lemak susu dalam emulsi dengan kondisi encer (aqueous) dari susu, karena susu sapi mengandung air sekira 87%.

Bottled milk
Lemak susu mengandung beberapa komponen bioaktif yang sanggup mencegah kanker (anticancer potential), termasuk asam linoleat konjugasi (conjugated linoleic acid), sphingomyelin, asam butirat, lipid eter (ether lipids), b-karoten, vitamin A, dan vitamin D. Meskipun susu mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan trans fatty acids yang dihubungkan dengan atherosklerosis dan penyakit jantung, namun susu juga mengandung asam oleat (oleic acid) yang memiliki korelasi negatif dengan penyakit tersebut. Lemak susu mengandung asam lemak esensial, asam linoleat (linoleic acid) dan linolenat (linolenic acid) yang memiliki bermacam-macam fungsi dalam metabolisme dan mengontrol berbagai proses fisiologis dan biokimia pada manusia (D. Mc Donagh dkk., 1999).

Protein susu

Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida (peptide linkages). Beberapa protein spesifik menyusun protein susu. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa.

Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.

Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein.

Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.

Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).

Karbohidrat susu

Karbohirat merupakan zat organik yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dapat dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula-gula sederhana (simple sugars) dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida, disakarida, dan polisakarida merupakan beberapa kelompok karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis disakarida lainnya, semacam sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam kali rasa manis sukrosa.

Laktosa dapat memengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih. Keberadaan laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus.

Enzim laktase merupakan enzim usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna laktosa dalam susu. Enzim adalah suatu zat yang bekerja sebagai katalis untuk melakukan perubahan kimiawi, tanpa diikuti perubahan enzim itu sendiri. Jika kekurangan enzim laktase dalam tubuhnya, manusia akan mengalami gangguan pencernaan pada saat mengonsumsi susu. Laktosa yang tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus besar dan akan memengaruhi keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat memasuki usus. Peristiwa tersebut lazim dinamakan intoleransi laktosa.

Pada saat bayi, manusia memproduksi sejumlah banyak enzim laktase untuk mencerna susu. Namun, enzim laktase ini biasanya berkurang pada saat dewasa yang pada akhirnya menyebabkan manusia tersebut tidak mampu mencerna laktosa. Kejadian ini biasanya terjadi pada seseorang yang tidak terbiasa mengonsumsi susu segar sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari. Akibatnya pada saat dewasa tidak memiliki kekebalan terhadap laktosa, sehingga orang tersebut akan takut mengonsumsi susu segar. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah susu menjadi produk lain seperti yoghurt. Pada yoghurt, laktosa dipecah menjadi lebih sederhana dengan bantuan bakteri. Intoleransi laktosa disebabkan pula pengaruh genetic


Mari Kita Kenali Alergi Susu Sapi

Apakah alergi susu sapi itu?

Susu yang biasa kita minum sebenarnya terdiri dari protein, karbohidrat atau gula, lemak, vitamin, mineral, dan air. Pada kasus alergi susu sapi, yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi itu sendiri adalah kandungan protein dalam susu tersebut. Alergi susu sapi dapat juga terjadi pada bayi atau anak-anak yang mengonsumsi ASI maupun susu formula. Jika seorang ibu yang sedang menyusui ternyata juga mengonsumsi susu sapi, maka diduga hal itu akan mempengaruhi ASInya, sehingga bayi yang mengonsumsi ASI tersebut akan menunjukkan gejala alergi terhadap susu sapi. Alergi susu sapi memang merupakan alergi terhadap makanan yang? sering terjadi pada?bayi atau anak-anak.

Apa saja gejala-gejala alergi susu sapi?

Bayi yang alergi terhadap protein susu sapi biasanya mengalami gejala sebagai berikut:
  • eksim
  • kulit merah-merah
  • nyeri atau kejang perut
  • muntah
  • diare
Hmm..
Beberapa anak ada pula yang menderita reaksi alergi?sangat serius yang disebut dengan reaksi anaphylaxis. Reaksi itu biasanya terjadi mendadak beberapa menit setelah mengonsumsi susu. Gejala paling serius dari reaksi anaphylaxis adalah bengkak pada wajah, mulut, lidah, hingga kesulitan untuk bernafas. Rasa gatal, wajah yang memerah, dan muntah-muntah biasanya juga sering timbul sebagai tanda terjadinya reaksi anaphylaxis. Jika si anak mengalami gejala seperti itu, sebaiknya segera diberikan pertolongan medis agar tidak terjadi reaksi anaphylaxis yang lebih fatal. Anak yang mengalami reaksi anaphylaxis diduga jumlahnya masih sedikit.

Bagaimana cara pengobatan alergi susu sapi?
  1. Untuk bayi yang diberikan ASI
    • Jika si ibu menyusui atau memberikan ASI kepada bayi dan ternyata si buah hati?menderita alergi susu, pemberian ASI tidak perlu dihentikan. Gejala alergi pada bayi dapat dikurangi?dengan cara mengontrol makanan yang dikonsumsi oleh si ibu karena hal itu dapat berpengaruh pada ASI yang dikonsumsi oleh si bayi.
  2. Untuk bayi yang diberikan susu formula
    • Jika bayi dinyatakan menderita alergi susu sapi dan selama ini selalu diberikan susu formula, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk mengganti susu formulanya dengan susu?kedelai atau susu formula hidrolisat.
Kapan seorang bayi dapat mengonsumsi lagi makanan hariannya secara normal?

Selama bayi itu bertumbuh, kita dapat saja mulai memberikan susu sapi ke dalam makanannya, namun sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Dokter biasanya akan merekomendasikan si bayi untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung susu pada 12-18 bulan pertama. Dokter kemudian akan menguji pemberian susu sapi kepada si anak setiap 6 bulan untuk menetapkan apakah si anak masih alergi terhadap susu atau tidak. Sebelum dokter menyatakan bahwa si anak sudah aman terhadap alergi susu, sebaiknya kita jangan mencoba untuk memberikan makanan yang mengandung susu pada si bayi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Makanan seperti apa yang harus dihindari oleh anak yang menderita alergi susu sapi?

Beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh anak yang menderita alergi susu sapi, yaitu:
  1. Berbagai jenis susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi (termasuk skim, dried, evaporated maupun condensed milk)
  2. Lactaid, yaitu produk susu yang diproses secara khusus untuk mereka yang mengalami gangguan lactose intolerance. Lactaid diduga masih mengandung protein susu sapi, jadi sebaiknya jangan diberikan kepada anak-anak yang menderita alergi.
  3. Mentega atau susu mentega.
  4. Produk kedelai yang mengandung susu sapi.
  5. Produk-produk makanan yang mengandung kasein, kaseinat, sodium atau kalsium kaseinat, lactalbumin, dan whey

Sekilas Tentang Tanaman dan Pengolahan Tomat

Buah tomat segar
Tomat (lycopersicon esculatum Mill)

  • Divisi : Spermatopyta
  • Subdivisi : Anglospermae
  • Kelas : Dicotyledoneae
  • Ordo : Tubiflorae
  • Famili : Solanaceae
  • Marga : Lycopersicon
  • Jenis : Lycopersicon esculentum Mill

Syarat tumbuh
  • Drainase dan sinar matahari cukup. 
  • Dengan curah hujan 100 – 220 mm/hujan temperatur 15 – 30 derajat Celsius. 
  • Tanah gembur, subur mengandung humus, pH 5,5 – 6,5.
Pembibitan
  • Dapatkan benih berkwalitas dengan kriteria utuh, bersih dari kotoran, daya tumbuh > 85 %, tidak keriput.
  • Buat bedengan dengan lebar 120 cm dan tinggi 25 cm. Diatas bedengan ditaburi pupuk kompos secara merata. Sehari sebelum sebar benih, dikocor air dulu agar kondisinya lembab. Butuh benih + 130 g untuk setiap hektar. Sebelum disemai benih direndam dulu dengan fungisida seperti Dithane M-45, sebar benih merata lalu tutup dengan tanah halus.
  • Bibit yang telah berdaun 2 – 3 helai (2 minggu) untuk disapih ke dalam plastik polibag yang telah diisi dengan media tanam.
  • Letakkan bibit ditempat yang teduh, disiram setiap pagi dan sore hari selama 3 minggu.
Penanaman
  • Olah tanah dan buat bedengan ketika pembibitan umur 1 minggu. Jika tanahnya masam perlu ditambahkan kapur pertanian seperti kalsit atau dolomit, diberikan bersamaan pengolahan tanah. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur hara kalsium (Ca), magnesium (Mg). 
  • Pupuk kandang 20 Ton/Ha, ditebarkan diatas bedengan selanjutnya di cangkul kecil-kecil agar merata.
  • Setelah 2 minggu diberi pupuk Za 400 – 700 kg, Urea 200 – 300 kg, SP 36 450 – 650 kg, KCl 350 – 450 kg di tebar diatas bedengan kemudian di cangkul kecil-kecil untuk meratakan dengan tanah. 
  • Bedengan disiram secukupnya kemudian segera ditutup dengan mulsa PHP. Lubang tanam dibuat sehari sebelum penanaman dengan jarak 60 x 65 cm atau 60 x 70 cm. Bibit dapat ditanam setelah bibit berumur 4 minggu. Tanaman yang mati dan rusak segera di ganti.

Pemeliharaan 
  • Pemberian ajir sebagai penopang tanaman segera dipasang.
  • Lakukan pemangkasan terhadap tunas-tunas air, sisakan 2 cabang utama untuk produksi.
  • Bersihkan gulma yang ada disekitar pertanaman.
Hama tanaman tomat.

Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hubner)

Ulat ini termasuk golongan ngengat, tubuh berwarna cokelat tua dengan garis-garis cokelat pada kedua sisi dan bagian depan berwarna abu-abu, panjang ngengat 2,2 cm.

Telur diletakkan berkelompok atau tunggal pada daun, pangkal tanaman muda, berbentuk bulat kecil diameter 0,5 mm, warna kuning muda. Larva berwarna cokelat tua sampai kehitam-hitaman panjang 30-35 mm. Larva aktif pada senja dan malam hari, pada siang hari bersembunyi di permukaan tanah disekitas batang tanaman muda, celah-celah tanah. Saat istirahan larva melingkarkan tubuh.

Serangan ulat tanah ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang sehingga tanaman rebah.

Tanaman muda yang berbatang kecil sering dipotong.

Cara pengendalian

Membunuh satu-persatu. Penggunaan insektisida seperti Furadan 3G di sekitar pangkal batang.

Ulat Buah (
Heliotis armigera)

Ulat buah sering mendatangkan kerusakan cukup berat pada buah tomat.
Ulat buah digolongkan ke dalam :
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Heliotis
Species : 
Armigera


Telur diletakkan di pucuk tanaman dan apabila buah tomat sudah mulai keluar, ditempatkannya di atas benang putik. Warna telur putih, telur menetas dalam 2-5 hari. Ulat kecil mempunyai warna yang menarik dan berubah sesuai dengan pertumbuhannya. Pertama-tama berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna hitam, kemudian hijau pucat, kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan hitam kemerah-merahan. Panjang ulat dapat mencapai 3,45 cm. Kepompong dibentuk di dalam tanah, lama masa kepompong 12-14 hari.


Serangan ulat buah mula-mula melubangi buah tomat, kemudian masuk kedalam buah tomat yang sedang tumbuh.


Hama ini menyukai berbagai jenis tanaman, selain tomat dapat juga menyerang cantel, tembakau, kapas, jagung dan kentang.


Cara Pengendalian

  • Apabila ditemukan serangan dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida seperti Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Diazinon, Cymbush, Bayrusil. 
  • Perlakuan insektisida dapat dilakukan pada saat ulat belum masuk ke dalam buah tomat.

Faktor pembatas bagi perkembangan ulat buah adalah: hujan lebat dapat menyapu sebagian telur yang berada diatas daun tanaman tomat.

Tanah yang kering dapat menghalangi keluarnya kupu dari kepompong yang berada dalam tanah. Mempunyai sifat kanibalisme yang merupakan faktor utama dalam menekan populasinya.

Ulat grayak (
Spodoptera litura F).

  • Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. 
  • Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja. 
  • Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya tomat tidak laku dijual.

Cara Pengendalian
  • Mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. 
  • Jaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman
  • Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. 
  • Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap. 
  • Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.
Lalat putih/kutu kebul (
Bemisica tabaci)

  • Hama berwarna putih kekuning-kuningan, bermata merah, dua pasang sayang berwarna putih dengan bentangan 1 mm, panjang tubuh 1 mm, yang betina lebih besar dari jantan.
  • Tubuh tertutup serbuk putih seperti lilin, jika terganggu akan menghamburkan serbuk putih seperti kabut.
  • Hama ini menyerang dan mengisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun menjadi rusak.

Cara Pengendalian
  • Gunakan mulsa plastik atau jerami, hilangkan gulma sebagai inang. Semprot dengan Diazinon, dan Malathion.
Nematoda bisul akar

  • Memiliki bentuk seperti cacing kecil, ukuran betina lebih gemuk. 
  • Nematoda ini meletakkan telur dan membentuk larva didalam akar sehingga menyebabkan sel akar membesar dan menyebabkan bisul akar.
  • Akar tanaman membengkak dan berbintil-bintil mengakibatkan terganggunya fungsi akar dalam menyerap air dan unsur hara. 
  • Pertumbuhan tanaman terhambat serta tanaman menjadi layu.

Cara Pengendalian
  • Tanam varitas yang tahan serangan nematoda, cabut dan bakar yang terserang.
  • Gunakan nematisida seperti Curater, Indofuran, dan Furadan.

Penyakit tanaman tomat

Penyakit layu fusarium
  • Penyakit ini disebabkan oleh cendawan fusarium oxysporium
  • Gejalanya terjadi layu pada daun-daun tua terus menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Patogen menyerang pada akar dan berlanjut pada pembuluh xilem yang menyebabkan tranportasi air terganggu.

Cara Pengendalian
  • Gunakan mulsa PHP, hindari terjadinya luka pada akar, tidak menanam pada bekas serangan patogen.
Penyakit bercak daun septoria

  • Disebabkan oleh cendawan Septoria lycopersici Speg.
  • Gejalanya berupa bercak-bercak bulat kecil pada permukaan daun bagian bawah sehingga merusak jaringan daun.

Cara Pengendalian
  • Lakukan rotasi tanaman dengan tanaman lain selain famili Solanaceae. Lakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Klorotalonil.
Penyakit busuk daun

  • Disebabkan oleh cendawan Phytopthora infestan (Mont.)
  • Patogen menyerang semua umur, terutama jika kelembaban udara tinggi, menyerang dari tepi daun dan menjalar terlihat bercak-berjak tidak beraturan. Daun menjadi agak basah dan lunak selanjutnya membusuk. Juga menyerang batang dan buah sehingga membusuk.

Cara Pengendalian
  • Kendalikan dengan fungisida seperti Clorotaloni, Acylalamine, Propamocarb, Oxadityl, gunakan varietas yang tahan dan musnahkan tanaman yang terserang.
Penyakit layu bakteri

  • Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.
  • Bakteri menyerang jaringan xilem sehingga menyebabkan tanaman mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun muda, terlihat seperti kekurangan air.

Cara Pengendalian
  • Gunakan varietas unggul yang tahan serangan bakteri.
  • Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang beda famili.
  • Pengaturan air yang lebih baik.
 Penyakit bercak bakteri

  • Disebabkan Xantomonas vesicatoria, pada saat musim hujan perkembangannya sangat pesat.
  • Gejala yang timbul berupa bercak-bercak berwarna gelap mengkilap pada daun, batang, dan buah tomat. Pada buah bercak dapat membesar.

Cara Pengendalian
  • Gunakan varietas unggul yang tahan serangan bakteri.
  • Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang beda famili.
Penyakit Cekik

  • Disebabkan oleh cendawan Phytium sp. 
  • Patogen menyerang pangkal batang tanaman hingga mati. Kebanyakan menyerang dipesemaian, di kebun menyerang jika keadaan tanah becek.

Cara Pengendalian
  • Lakukan pengolahan tanah dengan baik, musnahkan tanaman terserang, semprot dengan larutan fungisida
 Penyakit busuk buah

  • Disebabkan oleh cendawan Botrytis cinerea.
  • Patogen menyerang pada saat buah dalam wadah yang terlalu lembab dan temperatur tinggi. Buah membusuk, berair dan bau tak sedap.

Cara Pengendalian
  • Pengendaliannya dengan memperbaiki wadah penyimpanan agar tidak lembab yaitu ada tempat keluar masuknya udara.
Penyakit Mosaik
  • Disebabkan oleh virus mosaik (Tomato mosaic virus). Virus ini berbentuk batang.
  • Gejala serangan menunjukkan tanaman lebih kerdil, buah sedikit kecil-kecil, warna daun belang-belang antara hijau tua, hijau muda, hijau dan kekuningan (mosaik).

Cara Pengendalian
  • Jaga kebersian pada semua peralatan kebun, bersihkan gula di dalam areal pertanaman, lakukan pergiriran tanaman.
Cara menghasilkan uang dari buah tomat
  • Mungkin anda salah satu dari sekian banyak orang yang suka memiliki usaha, baik usaha sampingan maupun usaha full time. Ada salah satu bentuk usaha yang mungkin dapat anda jalani untuk menambah isi kantong. Usaha ini memproduksinya tidaklah sulit.
Tapi bagaimana tomat ini dapat menambah penghasilan bagi kita. Baiklah saya beberkan rahasianya.

Tomat maupun produk pertanian lainnya merupakan hasil produksi petani yang dalam pemasarannya tidak dapat di tentukan oleh produsen (petani). Hingga saat ini harga produk pertanian selalu di tentukan atas kepandaian negosiasi pedagang dan konsumen, selalu terjadi tawar menawar. Sangat berbeda dengan produk pabrikan dimana pabrik yang menentukan harga setelah memperhitungkan jumlah biaya dan berapa keuntungan yang dinginkan.


Tomat pada saat panen raya akan terjadi membludaknya produk di pasar, sedangkan konsumen jika tidak karena keperluan tertentu ... cenderung belanja stabil (biasa-biasa saja) sehingga harga tomat akan jatuh. Nah pada saat ini jika anda petani maka anda perlu mengambil langkah agar tidak merugi. Jika anda bukan petani tapi punya naluri bisnis, maka tomat ini dapat menjadi produk yang dapat diusahakan untuk menambah penghasilan.


Torakor kependekan dari tomat rasa korma. Torakor inilah yang saya maksudkan, yaitu jenis pengolahan tomat menjadi produk yang memiliki nilai tambah.


Nah sampai di sini saja pengantarnya, sekarang bagaimana cara membuat torakor itu.

  1. Pilih tomat masak yang berkualitas,
  2. belah dengan pisau dan buang bijinya.
  3. Rendam tomat tanpa biji dalam larutan kapur sirih selama 2 (dua) jam.
  4. Angkat dari rendaman selanjutnya dicuci hingga bersih.
  5. Tomat selanjutnya dimasak dengan dicampur gula pasir selama 2 jam. Perbandingan campuran antara tomat dan gula pasir adalah 10 : 1 ( 10 kg tomat dan 1 kg gula).
  6. Setelah 2 jam pemasakan, berikutnya dijemur di terik matahari hingga layu sekitar 2 hari.
  7. Selanjutnya tomat dibentuk menyerupai kurma dan dijemur lagi hingga berwarna gelap seperti kurma.

Selamat mencoba.


Sumber : 

Artikel Menarik Lainnya :