Minggu, 25 Desember 2011

Manajemen Pemasaran Ikan Pindang Layang di Kota Tegal - Abstrak Penelitian

Bulletin Agroindustri Indonesia | Manajemen Pemasaran Ikan Pindang Layang di Kota Tegal | Abstrak: Usaha pengolahan ikan tradisional masih banyak dilakukan di Indonesia, karena usaha ini mempunyai prospek untuk dikembangkan yang didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolahan ikan tradisional. Ikan pindang layang yang diproduksi di Kelurahan Tegalsari merupakan salah satu produk olahan yang cukup populer dan telah memasuki pasar ke berbagai daerah di pulau Jawa. Kendala yang dihadapi adalah mutu, biaya produksi, jangkauan pasar, dan peran stakeholder.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produk ikan pindang dari segi teknis, pemasaran, persepsi konsumen serta strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang di Kelurahan Tegalsari, Kota Tegal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik diskriptif. Wawancara dan kuesioner dilakukan terhadap 30 responden (15 pengolah ikan di Kelurahan Tegalsari, 15 konsumen di Semarang) Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan layang sebagai bahan baku diperoleh dari PPI Tegalsari, PPI Pelabuhan, dan PPI Muarareja. Distribusi ikan layang mencakup nelayan, pedagang besar, pengolah. Pola pemasaran ikan pindang tidak terlalu kompleks. Ikan pindang berpindah tangan 2-3 kali sebelum sampai konsumen. Besarnya modal yang dikeluarkan oleh pengolah ikan Pindang adalah Rp. 17.611.565 (skala kecil), Rp. 116.135.870 (skala sedang), dan Rp. 185.450.650 (skala besar). Keuntungan (μ) usaha sebesar Rp. 11.001.733 (skala kecil), Rp. 58.048.910 (skala sedang), Rp. 103.335.558. Persepsi konsumen terhadap ikan pindang adalah mutu sudah cukup bagus, namun perlu ada perbaikan mutu, rasa yang lebih gurih, perbaikan kemasan yang lebih higienis, produk mudah didapat, harga terjangkau dan yang terpenting adalah bebas dari penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) bebahaya, sehingga terjamin kualitasnya dan bisa tahan lama untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.

Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan rasionalisasi dan standarisasi serta pembinaan dari pihak (lembaga) terkait yang berkompeten dalam menentukan kebijakan, seperti : penyuluhan /kampanye, pendidikan/pelatihan, usaha binaan, dan pemberdayaan guna meningkatkan usaha dan taraf hidup mereka.

Oleh: Rifka Nur Anisah1), Indah Susilowati2)

1) Mahasiswa S2-MSDP Pascasarjana UNDIP
2) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNDIP

Kata kunci: Ikan Pindang Layang, Pemasaran, Cost & Return, Tegal

Kamis, 15 Desember 2011

Sewa ruang kantor Di jakarta Murah

Sewa Ruang Kantor Jakarta Murah, jika di hitung hanya dengan biaya sekitar 6ribu/hari atau 180 ribu/bulan. Perhitngan ini dengan asumsi pembayaran dilakukan diawal untuk satu tahun yaitu sebesar 2.160.000 / tahun. Dimana bisa mendapatkan Sewa Ruang Kantor Jakarta Murah semurah ini? Ketika saya browsing berbagai web diseluruh Indonesia saya menemukan sewa kantor yang sangat meyakinkan.
Sewa Ruang Kantor Jakarta Murah yang dihitung murah Rp 2.160.000 per 12 bulan tidak mahal jika dibangingkan dengan manfaat yang akan didapatkan. Apa manfaat sewa Ruang Kantor, berikut ini beberapa alasan sebaiknya anda mulai memikirkan memiliki Kantor atau Virtual kantor sendiri :

Kantor adalah bagian dari Identitas
Lokasi menentukan prestasi usaha kita.
Kantor yang baik memberikan keyakinan lebih pada Konsumen bahwa kita (pemilik) serius menjalankan Bisnis.
Memiliki Virtual Office adalah pilihan terbaik, tercepat dan termurah, jika dibandingkan dengan insvestasi pembuatan kamtor atau Sewa Rumah untuk Kantor.

Sewa kantor merupakan jasa sewa virtual office dengan virtual kantor yang berlokasi di Jakarta atau di Malaysia. Berikut adalah Lokasi Perkantorkan yang bisa anda pilih karen lokasi yang strategis, terkenal sehingga menambah kepercayaan diri anda dalam menjalankan bisnis.

Lokasi Jakarta di Central Park Jakarta dan Mangga Dua Square Jakarta
Lokasi di Malaysia, Empire Tower, Subang Jaya dan Plaza Mont Kiara, Kualai Lumpur, Malaysia
Lalu bagaimana dengan Fitur yang ditawarkan disana, berikut ini adalah fasilitas yang bisa didapatkan : Meeting, Training, Central park Workstartion dan amsih banyak lagi.
Selain memilih Lokasi yang sesuai Anda juga memilih paket yang sesuai kebutuhan dan bugjet anda. Ada 3 jenis Paket yang bisa anda pilih yaitu :
Silver Plus
Gold Plus
Platinum Plus

Hanya perlu 4 Langkah untuk pendaftaran, Semua bsia Online :

Buka Sewa kantor danPilih Lokasi dan paket
Mengisi Detail Pendaftaran
Pembayaran Detail
Selamat Proses sudah selesai .
Dengan jumlah pelanggan corporate lebih dari 20 yang tersebar dari indonesia dan dari Luar Negeri.

Sekianlah informasi tentang sewa ruang kantor di jakarta murah.

Senin, 14 November 2011

Ketika Busana Muslim Bergaya

Berita Indonesia - Pekan busana Jakarta atau Jakarta Fashion Week menjadi pestanya semua pencinta adi busana di Indonesia. Tak hanya penggila busana konvensional, muslimah berjilbab pun bisa menikmati aneka rancangan terbaru desainer Indonesia.

Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia menampilkan 16 perancang busana muslim di antara tujuh pergelaran di Jakarta Fashion Week. "Kalau orang bilang busana muslim ngetren dalam lima tahun terakhir, kami sudah memulainya sejak 1993," kata Taruna Kusumayadi, Ketua APPMI, dalam keterangan pers, Senin, 14 November 2011.

Jadi, apa yang terjadi saat ini merupakan buah dari 18 tahun lalu. Kini, di pekan busana Jakarta, tersedia dua pergelaran busana muslim dari total tujuh pergelaran di bawah APPMI.

Busana muslim menjadi pakaian yang berbeda di tangan Iva Latifah, Monika Jufry, Dian Pelangi, Hannie Hananto, Tuty Adib, Jeny Tjahyawati, Merry Pramono, dan Herman Nuary. Iva, misalnya, menjadikan tenun Bali menjadi gaun nan-feminin. Apalagi ada sedikit aplikasi obi yang membuat corak Bali tak sekadar pakaian adat, melainkan cocok untuk berpesta.

Soal main dengan kain lokal, Herman Nuary juaranya. Bordir bunga menjadi gaun pesta yang glamor sebagai bahan luar. Herman pun rajin memanfaatkan boot panjang selutut yang menjadi bawahan dengan padan atasan bunga-bunga.

Menarik juga mencermati karya Jeny Tjahyawati yang mengambil tema "Geo Ethnic". Jeny bermain dengan motif geometris kain tradisional yang ditabrakkan dengan motif kontemporer dengan warna biru dan pink.

Nah, yang paling fenomenal dalam pergelaran pertama adalah karya Dian Pelangi. Dian menggelar enam karyanya dalam tema "Russkaya Raduga" (Pelangi dari Rusia). Ia menyulap topi bulu dari Rusia menjadi jilbab, lalu bermain dengan jubah dan rok lipit. Ada pula permainan blus kerut dengan detail khas negara pecahan Rusia.

Bagi yang tak terlalu suka pakaian glamor, Monika Jufry hadir dengan koleksi "Urbanic". Menggunakan bahan kaus yang dikawinkan dengan batik Jawa, koleksi ready to wear kali ini lebih dari layak untuk dijadikan pakaian nongkrong. Satu yang menarik, Monika memainkan batik dengan jaket kaus. Bagian belakang jaket disobek-sobek sehingga terlihat motif batik, khas anak muda sekali.

Karya Hanni Hananto dengan "Hijab Rock" juga cocok bagi muslimah yang ingin tampil ala rocker. Hannie mengubah enam busana muslim dengan gaya rock disertai ciri rumbai dan banyak. Ia memakai bahan seperti kulit.

Terakhir, Tuty Adib dan Merry Pramono pun mengeluarkan seri pakaian yang menakjubkan. Tuty dengan permainan jilbabnya bak pita yukata, menjadikan cara baru menggenakan kain penutup ini.

Minggu, 02 Oktober 2011

Delapan tahun tak ada klaim, Asuransi Sinar Mas mengembalikan dana

JAKARTA. Bagi peserta asuransi, iming-iming tidak ada klaim uang kembali, tentu sangat menggoda. Nah, Asuransi Sinar Mas menawarkan iming-iming ini untuk produk asuransi bertajuk Simas Mobil Bonus. Di produk ini, Asuransi Sinar Mas menjanjikan pengembalian dana bila nasabah tidak mengajukan klaim pada periode masa pertanggungan.

Direktur Pemasaran Asuransi Sinar Mas, Dumasi Marisina Magdalena Samosir mengatakan, ide awal kelahiran produk ini lantaran hanya 15% polis dari 85% total polis nasabah direct bussines asuransi kendaraan bermotor yang mengajukan klaim. "Padahal risiko kecelakaan lalulintas di jalan semakin tinggi," kata Dumasi, Jumat (30/9).

Untuk mengajak masyarakat agar lebih tertarik membeli polis asuransi, Asuransi Sinar Mas menawarkan produk yang akan mengembalikan dana nasabah hingga 100% dari nilai premi yang dibayarkan jika tidak ada klaim dalam pertanggungan selama delapan tahun. Atau pengembalian 75% jika tidak ada klaim hingga tahun kelima dan 50% bila tak terjadi klaim di tahun ketiga.

Produk asuransi ini memberikan jaminan standar, yakni pertanggungan komprehensif atau all risk dan pertanggungan kerugian total atau total loss only. Produk inipun memberi tambahan perluasan jaminan lain, seperti huru-hara, bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir, serta kecelakaan diri untuk pengemudi dan penumpang maksimal empat orang yang masing-masing akan memperoleh santunan Rp 50 juta, serta biaya pengobatan Rp 1 juta.

Manfaat lainnya adalah layanan derek mobil gratis, kartu diskon, layanan ambulans, dan antarjemput. "Kami ingin menyasar pasar melalui jalur distribusi direct-individu atau korporat," kata Dumasi. Nasabah bisa membeli polis Simas Mobil Bonus lewat jaringan internet, telepon, dan 93 kantor Asuransi Sinar Mas.

Nasabah asuransi membayar premi tahunan, dengan tarif premi pertanggungan komprehensif sebesar 3,25% untuk kendaraan bermotor bernilai di bawah Rp 500 juta, dan 2,5% untuk kendaraan bermotor di atas Rp 500 juta.[sumber]

Hal ini berbeda dengan adira yang sedang gencar mempromosikan Adira Asuransi Kendaraan Terbaik Indonesia sekarang - sekarang ini.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Google Akui Kekuatan Indonesia

Google mengakui kekuatan Indonesia dalam industri digital. Termasuk kekuatan ekonomi Indonesia sebagai satu dari lima negara yang sedang menjadi sorotan dunia di samping Brazil, India, China, dan Rusia. Indonesia juga mempunyai pertumbuhan potensi online terbesar di Asia Tenggara. Hal ini ditandai dengan jumlah pengguna internet terbesar di kawasan tersebut, mengungguli Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Hal ini disampaikan oleh Michelle Guthrie, Direktur JAPAC, bagian pengembangan strategi bisnis Google, di Konferensi IDBYTE 2011, Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Michelle mengakui penggunaan mobile di Indonesia mengalami peningkatan signifikan seiring dengan pertumbuhan mobile internetnya. Ada 211 juta pelanggan mobile di Indonesia dengan rata-rata penetrasi mobile sebesar 91 persen. Ada 17 persen kaum urban Indonesia menggunakan ponsel pintar. Ponsel pintar ini bertumbuh di kalangan anak muda, orang kaya, dan mereka yang berpendidikan tinggi. Tipikal pengguna ponsel pintar, antara lain berusia 25-34 tahun, berpendidikan, dan pekerja. Sebanyak 64 persen menjadi pengguna pertama perangkat ini dan 45 persen sudah menggunakannya selama12 bulan silam. Aktivitas terbesar dengan ponsel pintar ini adalah berjejaring sosial, lalu menggunakan search engine, dan mengirim email.

Michelle mengatakan 71 persen konsumen Indonesia menggunakan internet selama 35 jam selama seminggu. Penggunaan Google oleh pengguna Indonesia trennya meningkat. Topik baling banyak dicari orang Indonesia di Google adalah otomotif, disusul FMCG dan hiburan. Sementara itu, secara global, ada 77 persen pelanggan global dengan 4,2 juta jumlah pencarian setiap harinya melalui Google.

“Google bertumbuh di Indonesia juga berkat kerjasama dengan penyedia layanan lokal, seperti operator seluler. Kedepannya, saya berharap ekosistem digital akan dipenuhi dengan konten Indonesia,” kata Michelle.

Asal tahu saja, Michele Guthrie bertanggung jawab untuk pengembangan bisnis Google dan aktivitas kemitraan di Asia, termasuk sindikasi PC, mobile, distribusi dan akuisisi konten di Jepang, Korea, India, Australia, Singapura, dan Asia Pasifik.

Senin, 07 Maret 2011

Fasilitas, Peralatan dan Teknologi Produksi Agroindustri Kacang Mete

Fasilitas, Peralatan dan Teknologi Produksi Agroindustri Kacang Mete - Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai fasilitas, peralatan, bahan baku, tenaga kerja serta teknologi produksi yang digunakan dalam usaha agroindustri pengolahan kacang mete di Kabupaten Wonogiri, yaitu sebagai berikut:

Fasilitas Produksi:
  1. Bangunan untuk proses produksi
    • Bangunan digunakan untuk aktivitas produksi yang ukurannya disesuaikan dengan kapasitas/skala usaha. Kegiatan produksi meliputi pemecahan mete gelondongan, sortasi dan grading biji, pengeringan/penjemuran biji mete (lantai penjemuran), penyimpanan biji mete, pengeringan kacang mete, pengupasan kulit ari kacang mete, dan pengemasan.
  2. Lahan penjemuran
    • Luas lahan penjemuran disesuaikan dengan skala usaha, di mana lahan ini disiapkan sedemikian rupa dengan kondisi yang bersih agar pada saat penjemuran mete dilakukan maka higienitas mete tetap terjamin.

Peralatan :

Umumnya alat-alat yang digunakan dalam proses produksi kacang mete pada skala kecil masih menggunakan alat-alat yang sederhana. Adapun alatalat yang digunakan untuk pengolahan kacang mete adalah:
  • kacip belah
  • tampah/nyiru
  • oven
  • plastik
  • tali, dan
  • gas

Bahan Baku:

Bahan baku untuk pengolahan kacang mete adalah biji mete. Pengusaha pengolah jambu mete yang ada di Kabupaten Wonogiri sebagian besar mendapatkan bahan baku dari pengumpul mete gelondongan yang terdapat di Surabaya dan Sulawesi Selatan. Hanya sebagian kecil dari pengusaha yang mendapatkan bahan baku dari petani setempat. Kacang mete yang berkualitas baik dihasilkan dari bahan baku yang baik yang ditentukan dari syarat panen yang sesuai dengan umur jambu mete. 

Tenaga Kerja:

Tenaga kerja yang bekerja untuk usaha pengolahan kacang mete umumnya adalah anggota keluarga dan masyarakat di sekitar lokasi usaha, di mana tenaga kerja tersebut digolongkan menjadi tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Jumlah tenaga kerja berkisar antara 15-60 orang yang sebagian besar adalah tenaga kerja tidak tetap. Di Kabupaten Wonogiri, tenaga kerja tetap mendapat upah sebesar Rp10.000/hari sedangkan tenaga tidak tetap mendapat upah sebesar Rp8.000/hari. 

Teknologi:

Teknologi pengolahan kacang mete dapat dibagi 2, yaitu:

  1. Teknologi tradisional
    • Pada tingkatan teknologi ini, peralatan yang digunakan umumnya relatif sederhana dan mudah diperoleh di mana sebagian besar proses produksi masih mengandalkan tenaga manusia. 
    • Penggunaan peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan mutu. Kapasitas produksi dengan alat sederhana ini sangat kecil dengan mutu kadang kala yang kurang baik. Oleh sebab itu, biasanya pengusaha yang menggunakan teknologi sederhana akan menjual produknya pada pengusaha yang lebih besar. Dengan teknologi sederhana ini rata-rata setiap tenaga kerja bisa menghasilkan 4 kg kacang mete per hari.
  2. Teknologi modern
    • Proses pengolahan mete dengan teknologi modern telah menggunakan alat-alat modern. 
    • Penggunaan alat-alat modern ini akan berdampak pada hasil produksi yang lebih maksimal. Selain itu, teknologi ini juga dapat menekan biaya operasional.

Sabtu, 05 Maret 2011

Lokasi Usaha Produksi Pengolahan Kacang Mete di Kab. Wonogiri

Lokasi Usaha Produksi Pengolahan Kacang Mete di Kab. Wonogiri - Proses pengolahan kacang mete oleh industri kecil dan rumah tangga di Kabupaten Wonogiri umumnya masih menggunakan peralatan yang sederhana. Proses utama pengolahan kacang mete dimulai dari pengupasan kulit biji jambu mete hingga kacang mete diperoleh dalam keadaan utuh.

Lokasi usaha agroindustri pengolahan kacang mete di Wonogiri umumnya banyak dilakukan di daerah-daerah yang dekat dengan wilayah perkebunan jambu mete. Daerah dengan produksi jambu mete yang tinggi akan memacu pertumbuhan usaha pengolahan kacang mete karena kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih murah. Kegiatan usaha pengolahan kacang mete tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Seperti halnya rumah tangga pada umumnya,  juga dapat melakukan usaha pengolahan mete ini. Hanya saja diperlukan lahan atau lantai yang relatif lebih luas yang digunakan untuk proses penjemuran mete nantinya.

Baca posting selanjutnya : Fasilitas Produksi

Selasa, 22 Februari 2011

Prosedur Produksi Biogas Skala Laboratorium

  1. Gb.4. Isolasi sambungan
    Potong pipa tembaga kira-kira 20 cm, haluskan ujungnya dengan amplas.
  2. Sambungkan pipa tembaga dengan plastik atau balon Meylar seperti Gambar 3 (di artikel sebelumnya).
  3. Pastikan tidak ada kebocoran sehingga udara luar tidak bisa masuk. Isolasi ujung sambungan untuk menjamin kekedapan seperti di tunjukkan pada Gambar 4.
  4. Bor penutup botol kira-kira dengan ukuran diameter 4mm pada bagian tengah. Tambahkan beberapa tetes lem kayu sekitar lubang kemudian masukkan pipa T ke melalui lubang yang dibuat seperti pada Gambar 5.
  5. Sambungkan konektor bergerigi pada kedua ujung keran sehingga mudah disambungkan dengan selang vinil seperti pada Gambar 6.
  6. Potong 3 selang masing-masing sepanjang 25 cm dan sambungkan antara konektor T dengan keran, antara keran dengan pembakar bunsen, dan terakhir antara konektor T dengan pipa tembaga sehingga sistem digester akan terlihat seperti Gambar 1 (di artikel sebelumnya).

Mempersiapkan Umpan:
  1. Gb.5. Mengelem tutup botol kayu
    Buka penutup botol dan Siapkan corong untuk memasukkan larutan campuran kotoran ternak-air
  2. Siapkan larutan umpan dengan rasio kotoran-air = 1:1, secukupnya (+ 16 liter volume total), aduk sampai merata/homogen.
  3. Tutup rapat digester dengan penutup kayu.
  4. Pastikan kerannya dalam keadaan tertutup sehingga biogas yang dihasilkan tidak keluar dan biogas sepenuhnya mengalir ke ballon/penampung gas.
  5. Letakkan digester di tempat yang hangat (30-40 °C) untuk mempercepat produksi gas. Di biarkan di temperatur biasa juga tidak masalah.

Pengujian Gas:
  1. Gb.6. Pemasangan Konnektor gerigi
    Untuk semingggu pertama, biogas yang terproduksi kebanyakan CO2. Kadang-kadang perlu hampir sebulan untuk menghasilkan biogas dengan kadar metan 60-70%. Setelah itu umumnya komposisi biogasnya stabil pada rentang itu.
  2. Uji biogas dengan menggunakan pembakar bunsen ketika balon terlihat mengembung dengan cara membuka keran dan memencet penampung gas agar bisa keluar melalui pembakar bunsen, lalu nyalakan dengan korek.
  3. Jika gas sulit terbakar berarti kandungan CO2-nya masih tinggi. Jika terjadi demikian buang seluruh gas yang ada di penampung lalu tutup keran kembali. Biogas dengan kadar metan lebih tinggi akan diproduksi.
  4. Lakukan pengujian berulang-ulang sampai mendapatkan biogas dengan kadar metan tinggi yang diindikasikan dengan nyala api yang baik (nyala api berwarna biru seperti nyala kompor gas).

Demikian tutorial singkat ini, selamat mencoba. Penulis siap berdikusi melalui kolom komentar jika ada pertanyaan.

Sabtu, 12 Februari 2011

Agroindustri Pengolahan Produk Kacang Mete di Kabupaten Wonogiri

Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale Linn) berasal dari Brasil dan termasuk dalam familia Anacardiaceae yang meliputi 60 genus dan 400 spesies baik dalam bentuk pohon maupun perdu. Tanaman jambu mete disebut juga acajou atau anacardier (Perancis), cashew (Inggris), kajus atau jambo nirung (Malaysia), kasoy atau kachui (Filiphina), caju atau mudiri (India) dan ya-koi atau ya-ruang (Thailand). Di Indonesia jambu mete memiliki nama yang berbeda di banyak daerah, yaitu jambu mete (Jawa), jambu mede (sunda), jambu monyet (Jawa dan Sumatera), jambu jipang atau jambu dwipa (Bali), jambu siki, jambu erang atau gaju (Sumatera) dan boa frangsi (Maluku).

Di Indonesia, sektor pertanian termasuk perkebunan masih memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Selama sepuluh tahun terakhir, peranan sektor pertanian terhadap PDB menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, yaitu rata-rata 4% per tahun. Sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan bahan baku bagi industri hasil pertanian dan meningkatkan perolehan devisa negara dengan jalan meningkatkan volume dan nilai ekspor hasil pertanian. 

Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
Sektor pertanian semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional, mengingat makin terbatasnya peranan minyak bumi yang selama ini merupakan sumber utama devisa negara. Selama tahun 1994-1995 sub sektor perkebunan menyumbang sekitar 12,7% dari perolehan devisa yang dihasilkan dari sektor non-migas.

Keunggulan komparatif sektor perkebunan dibandingkan dengan sub sektor non migas lain adalah ketersediaan lahan, iklim menunjang, dan ketersediaan tenaga kerja. Kondisi tersebut merupakan hal yang dapat memperkuat daya saing harga produk perkebunan Indonesia di pasaran dunia.

Salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam menyumbang perolehan devisa negara adalah biji jambu mete (cashewnut). Pada tahun 1997, ekspor biji jambu mete dari Indonesia telah mencapai 29.666 ton dengan nilai US$ 19.152.000.

Luas areal perkebunan jambu mete di Indonesia pada tahun 1997 adalah 560.813 Ha dan tersebar di berbagai provinsi sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Luas Areal Perkebunan Mete Di Indonesia, 1997


No.
Propinsi
Luas Areal (Ha)
Persentase (%)
1
Sulawesi Tenggara
169.926,34
30,30
2
Nusa Tenggara Timur
112.162,60
20,00
3
Sulawesi Selatan
84.682,76
15,10
4
Jawa Timur
48.790,73
8,70
5
Nusa Tenggara Barat
41.500,16
7,40
6
Bali
20.750,08
3,70
7
Maluku, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan
DIY
83.000,33
14,80
  Total
560.813
100,00
Sumber: Agribisnis.deptan.go.id

Produksi gelondong jambu mete pada tahun 1991 adalah 57.274 ton dan mengalami peningkatan menjadi 92.390 ton pada tahun 2000. Kacang mete Indonesia hanya memiliki pangsa 0,98% di pasar internasional. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti India (37,60%), Brazil (11,96%), dan Tanzania (7,77%).

Lahan potensial yang dimanfaatkan untuk tanaman jambu mete di Kabupten Wonogiri pada tahun 2002 tercantum pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Diperinci Per Kecamatan di Kabupaten Wonogiri, 2002


No.
Kecamatan
Luas Areal (Ha)
Produksi
Wose
(Ton)
Jml
KK Petani
Ditanam
Dipanen
Rusak
Jumlah
1
Pracimantoro
76
160
14
250
103
4,890
2
Paranggupito
170
51
7
228
49
663
3
Giritontro
122
135
26
283
129
2,041
4
Giriwoyo
42
193
29
264
185
2,041
5
Batuwarno
163
255
23
441
240
2,385
6
Karangtengah
5
34
12
51
32
239
7
Tirtomoyo
25
168
26
219
161
2,650
8
Nguntoronadi
63
176
19
258
169
2,170
9
Baturetno
43
243
24
310
213
2,170
10
Eromoko
181
277
11
469
265
5,814
11
Wuryantoro
76
160
14
250
154
2,333
12
Manyaran
79
186
12
277
178
3,153
13
Selogiri
26
342
19
387
328
2,361
14
Wonogiri
93
397
19
509
387
3,014
15
Ngadirojo
385
2,498
157
3,040
2,438
10,309
16
Sidoharjo
1,534
1,435
116
3,085
1,385
5,607
17
Jatiroto
1,531
1,446
113
3,090
1,388
3,299
18
Kismantoro
90
645
15
750
607
3,970
19
Purwantoro
335
414
21
770
389
4,704
20
Bulukerto
282
290
23
595
267
3,107
21
Puhpelem*
-
-
-
-
-
-
22
Slogohimo
430
431
16
877
405
4,148
23
Jatisrono
553
1,236
114
1,903
1,201
7,230
24
Jatipurno
161
515
23
699
496
3,873
25
Girimarto
180
810
13
1,003
778
4,450
Jumlah 2002
6.645
12.497
866
20.008
11.947
86.621
Jumlah 2001
7.236
12.033
787
20.056
3.544
87.980
Jumlah 2000
6.641
12.145
870
19.656
3.483
87.980
Jumlah 1999
6.645
12.445
870
19.960
3.584
87.980
Jumlah 1998
5.643
11.445
370
17.458
3.504
87.980
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri

Penulisan paper ini didasarkan hasil survai di Desa Gunung Sari dan Tanjung Sari, Kabupaten Wonogiri. Meskipun sebagian besar perkebunan Jambu Mete berada di luar Pulau Jawa, namun proses pengolahannya tidak di luar Pulau Jawa. Pengolahan Mete di Wonogiri telah berkembang menjadi salah satu sentra pengolahan mete karena didukung oleh kondisi geografis yang sesuai untuk perkebunan jambu mete, di mana usaha pengolahan mete di Wonogiri sebagian besar masih dalam skala kecil.

Usaha pengolahan kacang mete memberikan dampak positif terutama bagi masyarakat di sekitar antara lain berupa penyediaan lapangan kerja. Keunggulan lain usaha pengolahan mete adalah proses produksi yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena limbah proses produksi mete berupa kulit biji mete dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk lain seperti pembuatan kampas rem dan kulit ari mete juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pakan ternak.

Sumber :  
  • Bank Indonesia: Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) 
Baca posting selanjutnya: Lokasi usaha produksi pengolahan...

Kamis, 10 Februari 2011

JURNAL : Transesterifikasi Parsial Minyak Kelapa Sawit dengan EtOH pada Pembuatan Digliserida sebagai Agen Pengemulsi

ABSTRAK : Laju pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, mendorong perlunya diversifikasi minyak kelapa sawit menjadi produk lain dengan nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah sebagai agen pengemulsi. Agen pengemulsi yang dibuat dari minyak nabati bersifat biodegradable, sehingga tidak mencemari lingkungan, dan kesinambungan pengadaannya terjamin karena berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam produksi agen pengemulsi berbahan baku minyak kelapa sawit, reaksi transesterifikasi merupakan tahapan awal yang akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit. Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit. Variabel yang divariasikan adalah persen berat katalis NaOH (0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transesterifikasi (40, 50, 60, dan 70oC), waktu transesterifikasi (15, 20, 25 dan 30 menit), dan rasio reaktan (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6{mol minyak:mol etanol}), untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja produk digliserida yang dihasilkan. Produk digliserida diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk digliserida memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan air optimum pada persen berat katalis NaOH sebesar 0,3 mol NaOH/kg minyak, suhu transesterifikasi 50oC, waktu reaksi 30 menit, dan rasio reaktan 1:6 mol minyak:mol etanol.

Kata kunci: agen pengemulsi, digliserida, minyak kelapa sawit, NaOH, transesterifikasi
teks lengkap >>

Agroindustri Keripik Pisang di Jawa Timur: Suatu Tinjauan Kasus Agroindustri

Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi pisang di Indonesia. Kabupaten Lumajang populer sebagai sentra produksi pisang agung. Untuk meningkatkan nilai tambah, pemerintah mengembangkan agroindustri keripik pisang. Pengembangan industri dilakukan secara terpadu dan berorientasi pada upaya peningkatan nilai tambah dan pemerataan pendapatan.

Meskipun industri pengolahan keripik pisang telah berkembang, petani masih menanam pisang sebagai tanaman sampingan di pekarangan atau ditanam campur dengan kopi, palawija atau hortikultura. Teknologi yang diterapkan masih sederhana sehingga produktivitasnya rendah. Petani belum mengatur jadwal tanam atau panen sehingga pasokan dan harga belum stabil.

Agroindustri keripik pisang umumnya berskala kecil atau rumah tangga, dengan pengelolaan usaha dari mengolah bahan baku hingga pemasaran. Belum ada usaha yang berspesialisasi pada salah satu kegiatan, misalnya bahan baku saja, bahan setengah jadi saja, pengolahan lanjutan dan pengemasan atau pemasaran. Hal ini menyulitkan dalam mengembangkan industri dengan sistem kluster dan menghambat pemerataan perolehan nilai tambah.

Agroindustri keripik pisang di Lumajang memberikan nilai tambah relatif kecil, hanya Rp6.684/kg keripik. Ini pun terpusat pada industri besar. Spesialisasi industri rumah tangga sebagai pengolah keripik setengah jadi dan finalisasi oleh industri besar akan membagi keuntungan lebih proporsional dan usaha skala besar menjadi lebih optimal.

Nilai tambah yang tidak dapat dihitung adalah meningkatnya pengetahuan, keterampilan, pasar, serta aspek sosial ekonomi. Pada jejaring usaha belum terbentuk kemitraan yang formal, tetapi lebih berdasarkan kepercayaan.

JURNAL : Evaluasi Potensi Makroalga Air Tawar Spirogyra sp., Hydrodictyon sp., Chara sp., Nitella sp., dan Cladophora sp. sebagai Sumber Minyak Nabati

ABSTRAK : Penelitian mengenai potensi minyak Jarak dan Kelapa Sawit sebagai sumber energi terbarukan telah banyak dilaporkan. Namun demikian, alga pun memiliki potensi yang menjanjikan sebagai sumber energi terbarukan untuk bahan baku produksi biodiesel.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis makroalga air tawar yang mengandung kadar minyak tinggi yang dapat dikonversi menjadi biodiesel. Sampel makroalga hijau air tawar dikoleksi dari kolam dan sungai di Kebun Raya Bogor, sawah di Dago Biru (Bandung), Danau Lido di Sukabumi, dan Danau Situ Bagendit di Garut.

Sampel makroalga selanjutnya dibersihkan dan dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-2 hari lalu ditimbang dan kemudian dikeringkan kembali di dalam oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari hingga diperoleh berat kering yang konstan. Sampel alga yang telah kering lalu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan selama 2x24 jam, kemudian dipartisi dengan metanol dan dilakukan penghilangan pigmen yang terlarut dengan menggunakan karbon aktif selama 2-3 hari.

Hasil ekstraksi kemudian diuapkan dengan vacuum evaporator dan diperoleh minyak alga. Kualitas minyak alga hasil ekstraksi selanjutnya dianalisis berdasarkan nilai angka asam, angka penyabunan dan angka iodium menggunakan metode standar, yaitu berturut-turut FBI-A01-03, FBIA03-03 dan FBI-A04-03. Hasil analisis kuantifikasi kadar minyak makroalga yang diuji menunjukkan Nitella sp. 0,61% b/b, Cladophora sp. 0,57% b/b, Hydrodictyon sp. 0,54% b/b, Chara sp. 0,3% b/b, dan Spirogyra sp. 0,15% b/b.

Hasil pengujian kualitas minyak makroalga menunjukkan angka asam pada kisaran 55-143 mg KOH/g yang mengindikasikan kondisi asam tinggi pada minyak alga tersebut, angka penyabunan dengan nilai 400-500 mg KOH/g menunjukkan minyak alga memiliki rantai karbon yang pendek yaitu berada pada kisaran asam butirat (C-4) sehingga lebih cocok dimanfaatkan sebagai sumber pangan (seperti suplemen) dan pakan ternak, dan angka iodium pada kisaran 3-28 g I2/100 g yang berada pada kisaran persyaratan standar bahan baku biodiesel.

Kata Kunci: Makroalga, biodiesel, minyak alga
teks lengkap >>

Selasa, 08 Februari 2011

Agroindustri Pengolahan Keripik Buah Menggunakan Mesin Penggorengan Vakum (Vaccum Fryer)

Mesin penggorengan hampa atau penggoreng vacuum (vaccum fryer) adalah mesin yang berfungsi untuk memproduski atau mengolah aneka produk keripik buah atau keripik sayuran dengan prinsip kerja sistem penggorengan vakum.

Penggorengan vakum merupakan cara pengolahan yang tepat untuk menghasilkan kripik buah-buahan dengan mutu tinggi. Dengan teknologi ini buah-buahan yang melimpah dan terbuang pada saat musim buah, dapat dimanfaatkan sehingga tetap memiliki harga jual tinggi.

Cara menggoreng dengan menggunakan penggoreng vakum (hampa udara), akan menghasilkan kripik dengan warna dan aroma buah asli serta rasa lebih renyah. Kerenyahan tersebut diperoleh karena proses penurunan kadar air dalam buah terjadi secara berangsur-angsur.

Skema Mesin Penggorengan Vakum

1. Sumber panas 8. Kondensor
2. Tabung penggoreng 9. Saluran hisap uap air
3. Tuas pengaduk 10. Water-jet
4. Pengendali suhu 11. Pompa sirkulasi
5. Penampung kondensat 12. Saluran air pendingin
6. Pengukur vakum 13. Bak air sirkulasi
7. Keranjang penampung bahan 14. Kerangka

Proses Pengolahan Kripik Buah 

A. Persiapan Bahan

Pilih buah-buahan dengan tingkat kematangan optimal dan daging buah tidak terlalu tebal. Kemudian kupas kulitnya, tiriskan dan lakukan pemblansiran jika diperlukan.

B. Penggorengan
  1. Isi bak air sampai + 3 cm dari permukaan bak sirkulasi.
  2. Masukkan minyak goreng ke dalam tabung sampai dasar keranjang buah. 
  3. Pastikan tombol pengendali suhu pada posisi off sewaktu menghubungkan regulator LPG dengan tabung. 
  4. Periksa kedudukan jarum penyetel suhu pada 85°C-95°C, kemudian hubungkan steker boks pengendali suhu dengan listrik 220 volt, minimal 1300 watt. 
  5. Tekan tombol pengendali suhu pada posisi on dan nyalakan kompor gas. 
  6. Setelah tercapai suhu yang diset (ditandai nyala kompor mengecil), masukkan bahan maksimum sebanyak 3,5 kg ke dalam keranjang penggoreng kemudian tutup. 
  7. Pasang tutup tabung penggoreng dan kunci rapat-rapat, tutup kran pelepas vakum, nyalakan pompa dengan menekan tombol besar dalam posisi on pada boks pengontrol sambil membuka kran sirkulasi air di atas tabung jet, tunggu hingga air keluar dari selang bagian atas kondensor. 
  8. Setelah vakum meter menunjukkan angka 700 mmHg, turunkan keranjang ke dalam minyak dengan memutar tuas pengaduk setengah putaran (180°). Goyanglah tuas setiap 5 menit untuk meratakan pemanasan. 
  9. Pada saat bahan dimasukkan ke dalam minyak, suhu akan turun, jarum meter vakum bergerak ke kanan, kaca pengintai menjadi berembun. 
  10. Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang (lihat dari kaca pengintai dengan menekan tombol lampu ke posisi on) angkat bahan ke atas minyak dengan memutar tuas pengaduk 180° dan kunci. Matikan pompa, kompor, dan kran sirkulasi air, kemudian buka kran pelepas vakum (di atas tutup), pelanpelan hingga vakum meter menunjuk angka 0. 
  11. Buka tutup tabung dan keranjang penggoreng, angkat keripik buah dan tiriskan pada mesin pengering. 
  12. Selanjutnya keripik buah dikemas dalam allumunium foi/atau plastik propilen dengan ketebalan 0,8 mm kemudian direkatkan dengan mesin sealer. 
Spesifikasi Mesin Penggoreng: 

1. Spesifikasi mesin 
  • Kapasitas : 3-3,5 kg/proses
  • Vol. minyak goreng : 30 - 35 It
  • Kebutuhan gas LPG : 0,2-0,3 kg/jam
  • Kebutuhan daya :
- Pompa vakum : 900 watt 
- Spinner (pengering) : 300 watt
- Sealer : 300 watt 
  • Ukuran mesin : (120 x 120 x 60) cm2
 2. Kapasitas satu kali proses kripik nangka atau pisang 
  • Bahan maksimal : 3,5 kg
  • Lama penggorengan : 55-75 menit
  • Susut minyak goreng : + 0,7 It
  • Gas terpakai : Rp 975,-
  • Listrik : 0,75 kwh
  • Tenaga kerja : 2 orang
  • Hasil kripik nangka : 0,8 -1,2 kg
  • Hasil kripik pisang : 1,5 -1,6 kg

Sumber : IP2TP Jakarta, 2000. Laporan Akhir Penelitian Adaptif Teknologi Pasca Panen Buah-Buahan  

Artikel Menarik Lainnya :
  • Agroindustri Pengolahan Selai Tomat 
  • Teknologi Pembuatan Pasta Tomat Skala Pilot di Kabupaten Garut
  • Formula Sanitizer untuk Mengurangi Kontaminan Mikroba pada Sayuran Segar
  • Sekilas Tentang Tanaman dan Pengolahan Tomat
  • Agroindustri Pengolahan Produk Saos Tomat
  • Agroindustri Pengolahan Produk Manisan Tomat 
  • Agroindustri Pengolahan Pangan Sari Buah dan Sirup Buah 
  • Teknologi Pengolahan Jus Jeruk Siam
  • Teknologi Pengolahan Puree Mangga 
  • PENGOLAHAN PANGAN: Buah dan Sayuran

JURNAL : Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa

ABSTRAK : Daging buah adalah komponen utama dari buah kelapa; sedangkan sabut, tempurung, dan air buah merupakan hasil samping (by-product). Dengan produksi buah kelapa di Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun, total bahan ikutan yang dapat diperoleh 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut sebagai hasil samping.

Kelayakan usaha pengolahan hasil samping buah kelapa sangat menjanjikan bila direncanakan dan dikelola dengan baik. Berdasarkan analisis finansial tahun 2004, B/C dan IRR pengolahan sabut menjadi serat dan debu sabut selama 10 tahun adalah 3,58 dan 76%; tempurung menjadi arang selama 5 tahun 1,11 dan 23%; dan air kelapa menjadi nata de coco selama 5 tahun 1,32 dan 32%.

Pengembangan industri pengolahan hasil samping harus ditunjang oleh kelayakan teknis terutama ketersediaan pasokan bahan baku dan pemasaran, serta alat pengolahan yang sesuai untuk pengolahan sabut. Untuk mendapatkan bahan baku yang cukup bagi pengolahan sabut diperlukan areal kelapa seluas 300 ha. Pengolahan sabut ini harus dipadukan dengan pengolahan debu sabut menjadi kompos sehingga diperoleh pendapatan tambahan. Untuk memproduksi 1 ton serat sabut diperoleh sekitar 5 ton debu sabut. Lokasi pengolahan hasil samping sebaiknya di sekitar sumber bahan baku dan untuk menjamin kontinuitas pengadaan dan pemasaran produk disarankan usaha-usaha tersebut dalam bentuk usaha bersama.

Kata kunci: Kelapa, Cocos nucifera L., pengolahan, hasil samping
teks lengkap >>